Rabu, 16 September 2009

Terkenang ayah...dan bad job...

ARRRGH PENGALAMAN PAHIT, mesti tetep ditelan…

 

Sabtu, 12 Sept 2009

 

Bulan puasa gini, muaccet ditengah jalan tol…argh mesti ngebut ke glodok karena suami minta agar printer diambilkan…

 

Yach punya driver yang kadang sok tahu, padahal udah dibilang tadi mendingan lewat jalan tol lewat tanjung priok, dia milih yang lewat semanggi…Gue juga bego…mau aja nurut, padahal udah tahu jalan tol itu bakalan macet, mau hari kantoran atau nggak.

 

Yach mau marah gimana, bt aja dech sambil melihat jalan dan gecek jam tangan sesekali…udah jalam 13.49.janjiannya ama orang tokonya jam 13.00 Bodo ach mau dipikirin ntar tambah kesel.

 

Tadinya gue berharap ada pemandangan dijalan tol yang bisa jadi hiburan, biasalah suka dijalan tol siang bolong ada yang bermesraan. Nah gue demen dech tuch ngeliatin, hiburankan..gratis…gue liatin satu persatu mobil yang berlalu ihhh nggak ada lho. Langsung air muka gue bt, mungkin kayak muka “olga kalo dikerjain ma komeng diacara sahur pagi.”

 

Yang ada gue lihat muka-muka yang sama, boleh dibilang seperti pada jadi zombie, yach gimana nggak muka dan padangan yang pada flat, kecapean gitu, puasa juga…

Nach bisa2 muka gue juga kayak gitu setengah zombie…

 

Otak gue nggak buntu, urusan bt, pastinya IPOD jawabannya dan tangan menari memutar lagu Mariah Carey “bye-bye.” Gue lagi seneng bangets denger lagu ini, membangkitkan kenangan ama Ayah tercinta. Dia pergi 14 september 2008, bulan puasa tahun lalu.

Denger lagu ini tapi nggak membaut gue nangis, justru tersenyum bangga, membangun spirit baru yang membuatnya sama dengan spirit ayah, “Jangan pernah menyerah dengan perjuangan hidup.”

 

Ayah, perjuangan yang tak pernah henti sampai ia menutup mata. Tiba-tiba ada yang menusuk dari perut, naik keatas, sehingga air mata tergenang basah dimata gue…

Yup I love him so much…

Biasanya gue memang jarang curhat sama bokap, yang gue lakukan dengannya bertukar pikiran tentang kerjaan gue, atau bicara tentang musik.

 

Semua curhat lebih sering gue tumpahkan ke mama. Mau urusan apapun, mamalah tempat bicara.

Ayah…memang sempat banyak waktu yang hilang, karena hal itu…”hal itu” yang membuatnya tercabik hingga akhir masa sekaratnya. Apapun dia “karena dialah” aku bisa menjadi seperti sekarang. Dia yang punya khayalan kalau aku bakalan jadi sutradara..

Sungguh akhirnya baru sadar bahwa mimpinya itu kini menjadi kenyataan.Memang dari dulu kalau urusan menetukan karier gue nggak pernah bertarung dengan ayah. Walaupun sempat bertengkar keras, yach gue selalu percaya kalau nurut sama ORTU jalan kita pasti benar dan akan mencapai kebaikan pada akhirnya.

 

Sambil mendengar lirih lagu “bye-bye” Mariah carey, gue inget curhat gue yang akhirnya berani gue lakukan saat gue putus cinta dengan “pacar gue yang terlama.”

Gue nggak pernah ngelakuin itu kedia. Tapi waktu itu rasanya waktu yang tepat, walaupun kami dalam “masa diam” yang panjang karena gue sempat kehilangannya untuk “hal itu”.

 

Sempat nangis, karena curhatnya dimobil. Tapi ayah cuman diam dengerin aja. Memang beda pendekatannya dengan mama, kalau mama pasti suddah berkomentar. Dia diam aja dengerin semua curhatan gue, seperti ingin menjadi “pendengar yang baik”. Sebenarnya gue ngak suka juga didiemin gitu ama ayah..sampai kata terakhir curhatan gue…dia nggak melihat gue, yach gue juga “nggak bakalan” dia ngeliat gue karena lagi nyetir.

Dia liat kedepan, sambil bicara “Nggak usah nangis, pasti ada yang lebih baik buat kamu…Siapapun yang nanti dengan kamu akan sangat beruntung mendapatkan berlian ayah…

 

Gue diam mendengar kata-kata terakhirnya, mungkin dia ingin gue nggak terus nangis dan putus asa. Akhirnya kami diam berdua sampai dirumah…

 

Kini rekaman memori mengulang kembali, kenangan kerjaan gue yang sebulan lalu yang bikin gue BT, luar biasa…

 

Segala sesuatau yang gue udah kasih, tenaga dan pemikiran..yach harus didrop begitu aja…

Pahit emang keputusan sepihak, tapi gue mengambil hikmahnya, bahwa itu sebuah pengalaman yang takkan pernah terulang kembali.

Gue harus berani ambil resiko, apapunkejadiannya…nggak perlulah membackup banyak orang kalo nantinya orang itu belum tentu bisa memback up kita.

 

Hiiiih gemes bangets gue…Untung nasihat suami gue jadi penyejuk iman…

Yach lupakan, jadikan sebuah pengalaman yang takkan pernah terulang lagi…

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar